Halaman

Selasa, 17 September 2013

Tips, Agar Remaja Muslim Suka Aktivitas Keagamaan

Desain Grafis : Imam ES


Assalamu'alaikum....
 
Gaya hidup "dari sebagian remaja/pemuda muslim", ahir-ahir ini sangat memperihatinkan, terutama dalam aktivitas kegamaan dan kecintaannya pada masjid atau mushala. 
 
Coba kita bertanya pada diri sendiri, berapa banyak pemuda muslim yang mengunjungi masjid guna menunaikan sholat fardhu dan kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya. Dan berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji dan menghafalkan kitabullah. Serta berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji ilmu agama. 

Sebagian dari mereka lebih senang menghabiskan waktu luangnya dengan mengujungi tempat-tempat hiburan atau sekedar untuk bermain. Padahal jika dilihat dari sisi ekonomi, pergi ke tempat hiburan tentu mengeluarkan biaya. 
 
Namun untuk pergi ke masjid atau mushala yang ada didekat kita, kita tidak usah mengeluarkan uang sepeserpun. Ditambah lagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di masjid sangat bermanfaat dan berpahala.

Kita ambil satu contoh pertanyaan, misalnya pertanyaan mengenai sirah atau sejarah Nabi dan Sahabatnya. Bisa jadi hal itu sulit dijawab atau dijawab tapi tidak yakin atas pengetahuanya.

Dari satu pertanyaan tersebut, kita jadi ingat bahwa dulu waktu di bangku sekolah kita sudah di ajarkan dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan disuruh pula menghafalkanya. 
 
Kini, pelajaran Sejarah Islam bisa jadi kalah menariknya dengan pelajaran umum lainya. Maka tidak heran jika waktu kita tanya kepada sebagian remaja muslim “Siapa Istri Nabi Muhammada saw itu"?,
 
Satu pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan benar atau meyakinkan tersebut, tentu belum bisa kita jadikan sebuah kesimpulan bahwa remaja muslim disebuah lingkungan tertentu minim pengetahuan sejarah Islam.
 
Namun setidaknya bisa menjadi salah satu sampel atau indikator bahwa, ada realita minus pengetahuan ke Islaman dikalangan anak remaja atau pemuda.

Subhanallah, tapi kita tidak perlu berkecil hati dan berburuk sangka. Memang sesuai pesan Rasulullah bahwa  "janganlah membenci mereka, karena maklum mereka belum mengetahui". 

Selain itu, perilaku atau budaya dikalangan sebagian remaja muslim saat ini juga sudah mulai tergerus dengan kebiasaan yang baru. Sebut saja kebiasaan baru di acarapergantian tahun baru, sebagian remaja merayakannya dengan suka cita, mulai dari begadang, konvoi atau pesta minuman keras dan narkoba.
 
Sebaliknya, coba kita lihat saat momentum tanggal 1 Muharram sebagai tanda pergantian tahun Hijriyah yang syarat dengan sejarah dan pesan-pesan moral keagaman ini. Apakah masjid dan mushala ramai dengan ragam aktivitas yang positif?.
 
Kita tahu bahwa tahun baru Hijriyah, memiliki sejarah hijranya perjuangan Nabi dalam menegakan agama Islam. Harapan kita minimal, dimoment yang sama, remaja memiliki rasa kepedulian dan cinta akan Rasulnya, yakni tidak hanya sebatas pada bentuk perayaanya saja namun pada hikmah dan kepribadian hidupnya.
 
Menurut kami, remaja muslim dapat mengambil moment itu. Bukan hanya sebatas diperingati diacara ceremonial saja, namun juga sebagai sebuah ibrah yang harus kita amalkan pada setiap individu remaja muslim.

Kemudian, jika kita lontarkan pertanyaan berikutnya tentang menyebutkan 10 nama selebritis, lalu coba kita lontarkan juga untuk menyebutkan 10 saja nama Nabi/Rasul. Bisa jadi, dengan 10 nama selebritis mereka hafal, namun 10 nama nabi/Rasul dari 25 saja bisa tidak tahu.

Dengan demikian,  jika nama Nabi/Rasul saja tidak hafal, lalu bagaimana sejarahnya? he..he....
 
santai saja mas brow....yang nulis aja juga belum tentu hafal....ha..ha....? ha..ha...maaf bercanda...mas brow.

Jadi bagaimana pendapat anda mengenai ini? Lalu apakah remaja atau pemuda dilingkungan kita akan terus berada dalam kondisi yang demikian. Dari sedikit gambaran di atas, kami mememiliki pendapat dan saran yang mungkin bisa kita coba in sya Allah.

Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan :

1. Dekati mereka dengan senyum dan persahabatan.
2. Jangan menjaga jarak, apalagi mencibir atau merendahkan mereka.
3. Mereka adalah saudara-saudara kita yang sama-sama butuh siraman rohani.
4. Perlu suasana dan ruang (wadah) yang memadai untuk berdialog/bercengkerama
5. Jangan terburu-buru menjastifikasi/memfonis, bahwa mereka keliru/salah
6. Sapalah mereka,
7. Kabari mereka tentang kebaikan,
8. Monitoring,
9. Aktifitas yang menarik dan inovatif/aksi nyata
10. Yang tua/senior harus mampu memahami mereka dengan hati.

Demikian beberapa catatan kecil perihal sebagian aktifitas adik-adik kita yang perlu dihadapi dengan bijak, agar adik-adik tetap bisa beraktivfitas di pengajian dan cinta masjid/mushala. Dan sebagai remaja muslim yang penuh dengan aktifitas lain seperti pada umumnya.

Semoga sukses, dan ini pepatah yang mungkin biaa menjadi pemacu kita.
"Siapa yang menguasai pemuda, Ia berarti menguasai Bangsa"...katanya...he..he...
 
Wassalam.