Halaman

Rabu, 26 Oktober 2022

Berita Foto Baitul Arqom PCM Kaligondang 2022

Baitul Arqom Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kaligondang, Sabtu-Ahad (8-9/10/2022) di SMP Muhammadiyah 6 Kaligondang.










Senin, 03 Oktober 2022

Menapaki Jejak Aktifitas "Sruput Kopi" (2) 2019 - 2020

 

Menapaki Jejak Aktifitas "Sruput Kopi" (2) 2019 - 2020 

Sruput Kopi, Suratno (kiri berjaket) dan Ugi Hartanto (kaos KOKAM pendek) bersama H. Sutaryo Ketua Takmir Masjid Baitul Muttaqin (berbaju putih) dalam acara rapat pembuatan dan pemasangan bendera Muhammadiyah di Masjid Baitul Muttaqin, Jumat (25/10/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto (kiri) saat menyetorkan dana kepada petugas Lazismu PDM Purbalingga usai pengajian Malam Rabu di Masjid Baitul Muttaqin, Selasa (10/12/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto (bersandar tiang besi) dan Suratno (kiri) sedang bercengkerama usai pengajian Malam Rabu di mushala at Taqwa, Selasa (24/12/2019). (Foto Imam Edi S)

Sruput Kopi, Suratno (kiri) sduduk bersama H. Sutaryo, Ketua PRM Penaruban saat akan menggelar usai pengajian Malam Rabu di Mushala al Huda, Selasa (7/01/2020). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto ((belakang)) saat  mengikuti kajian HPT bada subuh di Masjid Baitul Muttaqin, Ahad (12/01/2020). (Foto Imam Edi S)

Sruput Kopi, Suratno (kanan) foto bersama KOKAM dan  Wakil Ketua DPRD Purbalingga Adi Yuwono, SH (kopyah hitam) sebelum pengajian Malam Rabu di Mushala Riyadussholihin, Selasa (21/01/2020). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto (kanan) dan Nur Rohman (kiri) saat menggulung karpet usai  pelaksanaan sholat Jumat di Masjid Baitul Muttaqin, Jumat (14/02/2020). (Foto Imam Edi S)

Sruput Kopi, Ugi Hartanto (berkaos merah) saat bercengkerama usai pengajian Malam Rabu di Mushala al Iman, Selasa (18/02/2020). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Suratno (memegang speakerh) saat mengisi pengajian Malam Rabu di Mushala al Furqon, Selasa (03/03/2020). (Foto Imam Edi S)

BERSAMBUNG



Asiknya Naik Perahu Bersama Keluarga di Pantai Pangandaran

 

 Bersama Keponakan di Pantai Pangandaran, Minggu (27/3/2022) lalu. Foto: Nurlela

Penulis : Nurlela - Editor : Edi Siswanto

Oh ya sobat traveler, bukan kali ini saja saya naik perahu menyusuri sungai, danau atau pantai. Rasanya cukup berbeda saat naik perahu bersama keluarga di pantai Pangandaran beberapa waktu yang lalu.

Tepatnya pada hari Minggu (27/3/2022) lalu, saya bersama keluarga berwisata ke pantai Pangandaran di Jawa Barat, dengan tujuan mempererat tali silaturahmi khususnya keluarga besar kami Eyang (Nenek) Rubes.

Memang naik perahu bukan hal yang luar biasa, namun bagi kami naik perahu di sungai di danau dan di pantai memiliki sensani tersendiri.

Sebab saat naik perahu atau getek yang terbuat dari bambu dengan perahu yang terbuat dari viber atau kayu bagi saya berbeda rasanya.

Getek dengan tenaga manusia terasa lebih lambat dan kaki juga basah karena kena air sungai. Sementara naik perahu kayu menyusuri pantai Pangandaran lebih cepat karena menggunakan mesin atau motor.

Saat perahu mulai berjalan, semilir angin pantai mulai terasa dan teriknya mataharipun tidak terasa. Pemandangan luas cakrawala membentang, bak permadani yang tidak bertepi.

Di atas perahu yang sedang melaju, senyum keluarga saat naik perahu bersama, menambah keasyikan tersendiri. Gemercik suara ombak di ujung perahu seiring suara deru mesin melengkapi suasana perjalanan kami.

Oh ya sobat traveler, sebelumnya kami bersama keluarga berangkat dari rumah pukul 04.00 WIB dan sampai di Kota Cilacap pukul 06.00 WIB.  Di Cilacap kami sekeluarga berhenti sejenak untuk sholat subuh dan sarapan pagi dengan bekal yang sudah disiapkan dari rumah.

Usai sarapan pagi, kami melanjutkan perjalanan dengan bus yang berisi 16 orang menuju lokasi pantai Pangandaran dan tiba kurang lebih pukul 08.00 WIB.

Tiba di Pantai Pangandaran suasana masih terasa belum panas, kami dan keluarga kembali berkumpul dan menyempatkan untuk makan bersama dengan makanan atau jajanan yang kami bawa.

Saat sedang asyik makan di atas tikar sambil menikmati suasana pantai Pengandaran, tiba-tiba ada seorang laki-lai yang menawarkan untuk perahu dengan tariff perorang Rp 25 ribu untuk dewasa dan Rp 20 ribu untuk anak-anak.

Menurut laki-laki tersebut, harga tiket sudah termasuk full tiket, yakni untuk masuk ke Pasir Putih, Pagar Alam, masuk goa, dan masih banyak yang lainnya. Tidak lama berselang, kami dan keluarga kemudian naik perahu menuju lokasi yang dituju.

Saat perahu mulai melaju menyebrangi lautan, sungguh pemandangan laut itu tampak sangat indah. Dan saat di atas perahu terpaan ombak yang besar sangat terasa.

Sembari melihat aneka ikan dan tumbuhan di dasar laut seperti rumput laut atau lumut, saya merasakan angin laut yang kencang, namun terasa sejuk menerpa wajahku.

Kejernihan air laut di pantai Pangandaran tampak lebih indah dan menarik untuk selalu dilihat.  

Tidak terasa perjalanan menyebrangi lautan kurang lebih 20 menit sampai di bibir pantai Pasir Putih.

Sesampainya di Pasir Putih, saya bersama keluarga tidak membuang-buang waktu untuk menikmati suasana dan keindahannya. Dan banyaknya monyet menambah wisata keluarga kami jadi semakin seru disaat memberi makan (kwaci) untuk monyet.

Oh ya sobat traveler, ada sedikit tips saat memberi makan untuk monyet. Menurut petugas yang berjaga di Pasir Putih bahwa saat memberi makan jangan sambil melihat monyet, karena kita bisa jadi kaget dibuatnya.

Betul memang kata petugas itu, ternyata saat saya mencoba memberi makan buat monyet tersebut, ternyata saya dibuat kaget ketika makanan itu diambil monyet. Untuk itu, Saya setelah itu diberi saran oleh si penjaga monyet.

Tips tersebut berguna, agar kita tidak kaget kemudian menjerit. Karena jika menjerit akan memancing monyet untuk mendekati kita dan bisa jadi akan menggigit atau mencakar tangan kita.

Sobat Traveler, demikian cerita singkat wisata kami bersama keluarga saat berkunjung dan menikmati suasana Pantai Pangandaran di Jawa Barat. Terimakasih semoga bermanfaat.(IES)

Menapaki Jejak Aktifitas "Sruput Kopi" (1) 2018 - 2019

 

Komunitas Srupu Kopi, dari kanan Imam Edi S, Ugi Hartanto, Nur Rohman, Muntamam dan Suratno, Sabtu,  (14 /5/2022) (Foto Dok Imam Edi S) 

Assalamu'alaikum warahmatulloohi Wabarakaatuh

Sobat bloger yang berbahagia, dalam hubungan sosial kemasyarakatan selalu saja ada sebuah perkumpulan dari hubungan silaturahim. 

Salah satunya komunitas Sruput Kopi, sebuah komunitas kecil yang lahir dari seringnya berinteraksi dalam sebuah kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

Lahir secara alamiah saja, karena tidak ada tanggal resmi, tempat dan perhelatan yang besar atas berdirinya komunitas. 

Kesederhanaan dan persamaan visi dan misi dalam sebuah persahabatan membuat komunitas ini lahir. 

Satu sisi sama sama penyuka kopi dan teh serta seringnya berkumpul sambil berdialog ringan seputar aktifitas, hobi, profesi, keluarga dan kegiatan keagamaan seperti pengajian atau kepanitiaan lainya.

Berikut sekilas kegiatan yang telah direalisasikan oleh komunitas Sruput Kopi, sejak tahun 2018 sampai 2022.

Sruput Kopi, Nur Rohman (memegang speaker) bersama Ketua Takmir Masjid Baitul Muttaqin H. Sutaryo dalam acara rapat Persiapan Ramadhan 1439 H di Masjid Baitul Muttaqin, Senin (6/06/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Nur Rohman memegang tangga (kanan) bersama Dirno (Marbot Masjid) pada pemasangan sepanduk Ramadhan 1440 H di komplek Sub Terminal Penaruban, Selasa, (14/05/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto (pegang kertas) dalam acara rapat persiapan Diklatsar Kokam oleh PCPM Kaligondang di Masjid Baitul Muttaqin, Kamis (12/09/2019). (Foto Imam Edi S)

Sruput Kopi bersama takmir masjid dan Kokam pada acara pembuatan garis parkir di halaman Masjid Baitul Muttaqin, Rabu (16/10/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto bersama KOKAM usai penataan tempat, parkir kendaraan, nasi berkah dan sholat Jumat di Masjid Baitul Muttaqin, Jumat (18/10/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto, Suratno (kakan/kopiah putih) bersama Ketua PRM H. Sutaryo (Kiri) usai pengajian mobiling Malam Rabu di Mushala al Haq, Selasa (29/10/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Suratno (kanan) dan Ugi Hartanto nomor 3 dan Nur Rohman (dua dari kiri) dalam acara rapat Rencana Pengajian Malam Rabu di Masjid Baitul Muttaqin, Selasa (5/11/2019). (Foto Imam Edi S)
.

Sruput Kopi, Nur Rohman bersama KOKAM Penaruban saat menghitung uang infaq usai acara Pengajian Malam Rabu di Masjid al Manar, Selasa (26/11/2019). (Foto Imam Edi S)


Sruput Kopi, Ugi Hartanto saat menjadi operator materi Pengajian Malam Rabu di Masjid Baitul Muttaqin Penaruban, Selasa (10/12/2019). (Foto Imam Edi S)



BERSAMBUNG .....


  

Rabu, 20 April 2022

Berita Foto: Kajianmu Gelar Tahsin dan Teknik Menulis

Kelompok Kajian Muhammadiyah (Kajianmu) dari para pegiat dakwah di Purbalingga menggelar ngaji tahsin dan teknik menulis untuk blog pribadi.

Kajian tahsin atau tajwid dan teknik menulis artikel untuk blog pribadi ke 2 ini digelar di kediaman Imam Edi Siswanto, tepatnya di Desa Penaruban, Kaligondang, Ahad (9/1/2022).






Ketua Kajianmu, Tohar mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar pegiat dakwah. Selain itu, peningkatan kemampuan penguasaan materi dakwah, menulis materi dan penguasaan Teknologi Informasi (TI).

Minggu, 17 April 2022

Berita Foto: Pawai Ta'aruf TPQ Nurul Iman Penaruban


Dalam rangka menyambut Ramadhan 1443 H, TPQ Nurul Iman Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga menggelar pawai ta'aruf keliling kampung, Rabu (30/3/2022).

Dengan membawa aneka poster kecil buatan para santri, tampak beraneka ragam poster ajakan untuk berpuasa, bersedekah, mengaji dan berbuat baik kepada sesama mewarnai pawai ta'aruf tersebut.








Foto : Imam Edi Siswanto