12 Persediaan Menghadapi
Ajal Menurut HPT Muhammadiyah
(Ringkasan pengajian
rutin PRM Penaruban, notulen Imam ES)
Suasana pengajian rutin setiap Selasa oleh PRM
Penaruban di masjid Baitul Mutaqin, Selasa (4/2/2020). (Foto: Imam ES)
|
Ada 12 sub topik yang
disampaikan dalam pengajian rutin keliling masjid dan musala setiap Selasa
Malam oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Penaruban. Pada kesempatan pengajian edisi
ke 9 di masjid Baitul Mutaqin Desa Penaruban pada Selasa, (4/2/2020), Drs. H.
Hendar Mulyono sebagai narasumber menjelaskan bahwa, ada tahapan yang perlu
dipahami oleh umat muslim saat menghadapi ajal.
1. Bilamana seorang dari
kamu sakit, maka hendaklah sabar
"Barang siapa sakit satu malam,
maka ia sabar dan pasrah kepada Allah, terlepaslah ia dari dosanya sebagaimana pada hari
ia dilahirkan oleh ibunya". (Diriwayatkan oleh Tirmidzi tersebut dalam
kitab Siarajul Munir juz III halaman: 358).
2.
Dan hendaklah ia kamu
jenguk
Mengingat hadits Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah s.a.w bersabda: "Hak orang muslim, atas orang muslim ada lima:
1. Menjawab salam, 2. Mengunjungi orang sakit, 3. Mengiring janazah, 4.
Mendatangi undangan
dan 5. Mendo'akan orang bersin …
" seterusnya hadits. (HR. al-Bhukhari dan Muslim).
3.
Dan bila ia hampir sampai kepada ajalnya, maka hendaklah ia
bersangka baik kepada Allah
Menilik hadits Jabir, bahwa ia
mendengar Rasulullah s.a.w bersabda sebelum wafatnya: "Janganlah seorang
dari kamu semua mati, kecuali berbaik sangka (husnudzan) kepada Allah" .
(HR. Muslim).
4.
Dan berwasiatlah kalau ia meninggalkan barang Milik
Mengingat firman Allah Ta'ala:
"diwajibkan kamu, bilamana seorang dari kamu keadatangan mati, kalau
meninggalkan harta benda(harta warisan) supaya berwashiyatlah". (QS.
Al-Baqarah: 180).
5. Hendaklah ia kamu
talqinkan (tuntun baca) orang yang akan meninggal "LAA ILAAHA ILLA
LLAH"
Karena hadits Abu Sa'id dari pada
Nabi s.a.w. bahwa beliau bersabda: "Talqinkanlah mayatmu(orang yang akan
meninggal) dengan mengucap: " La- ila-ha illa- lla-h".. (HR. Jama'ah
kecuali al-Bhukhari).
6.
Dan hadapkan ia ke arah qiblat
Menilik hadits Abu Qatadah, bahwa
Bara' bin Ma'rur yang berwashiyat supaya dihadapkan ke qiblat: maka sabda sabda
Nabi s.a.w: "Ia mencocoki fithrah". (HR. al-Hakim dan al-Baihaqi).
Drs. H. Hendar Mulyono saat mengisi pengajian rutin malam Rabu oleh PRM Penaruban di masjid Baitul Mutaqin, Selasa (4/2/2020). (Foto: Imam ES) |
Selanjutnya ketika sampai ajal, ia menjelaskan.
7.
Bilamana ia meninggal, maka pejamkanlah matanya.
Mengingat hadits Umi Salamah katanya: Rasulullah s.a.w
datang kepada Abi Salamah (di waktu sampai pada ajalnya) padahal matanya celik,
maka beliau memejamkannya". Kemudian Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya ruh
itu kalau dipecatkan, diikuti oleh mata". Maka bergemuruhlah orang-orang
dari ahlinya, maka beliau bersabda: "Janganlah mendo'akan atas dirimu
kecuali kebaikan, karena sesungguhnya Malaikat itu mengamini atas apa yang kamu
katakan". Kemudian sabdanya: Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, junjunglah
derajatnya setinggi derajat orang-orang yang shalih, lapangkan dan beri
gantinya pada sepeninggalnya" . (HR. Muslim).
8.
Dan doakanlah baginya
Sebagaimana
hadits pada nomor 7.
9.
serta selubungilah ia dengan kain yang baik
Menilik hadits 'Aisyah r.a bahwa ketika wafat
Rasulullah saw. Beliau dirahap dengan kain hibarah (sejenis kain Yaman yang
bercorak). (HR. al-Bhukhari dan Muslim).
10.
Kemudian lunasilah hutangnya dengan segera, kalau ia
berhutang
Mengingat hadits Abu Hurairah, bahwa Nabi s.a.w
bersabda: "Nyawa orang mukmin itu bergantung dengan hutangnya sehingga
dilunasinya".(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi dengan mengatakan:
Hadits Hasan)
11.
Lalu segeralah pemeliharaannya
Karena hadits 'Ali, Rasulullah s.a.w bersabda:
"Tiga perkara hai 'Ali, tidak boleh dipertangguhkan, yaitu shalat bila
datang waktunya, janazah bila telah terang matinya dan wanita tidak bersuami
bila telah menemukan jodohnya ". (HR. Ahmad dan yang sepadan artinya
dengan hadits itu diriwayatkan oleh at-Tirmadzi, Ibnu Majah, al-Hakim dan Ibnu
Hibban dll).
12.
Dan kabarkanlah kepada kerabat dan teman-temannya kaum
muslimin
Menilik hadits riwayat Bhukhari dan Muslim, bahwa Nabi
s.a.w memberitakan kematian Raja Najasyi kepada sahabat-sahabat r.a pada hari
mangkatnya. Dan beliau memberitakan kematian Ja'far bin Abu Thalib, Zaid bin
Haritsah dan 'Abdullah bin Rawahah r.a.". Begitu juga yang diriwayatkan
oleh Bhukhari bahwa beliau saw. Bersabda tentang orang yang menyapu masjid yang
meninggal di kubur pada malam itu: "Tidak sudikah kamu memberitakannya padaku'?
dan ada riwayat lain, Nabi saw bersabda: "Mengapa kamu tidak memberitakan
padaku" … (seterusnya hadits).
Demikian 12 Persediaan Menghadapi
Ajal Menurut HPT Muhammadiyah yang disampaikan oleh Drs. H. Hendar Mulyono dalam
pengajian rutin keliling masjid dan musala setiap Selasa Malam oleh Pimpinan
Ranting Muhammadiyah (PRM) Penaruban. Lebih jelasnya silahkan baca Buku Himpunan
Putusan Tarjih Muhammadiyah (HPT) Kitab Janazah halaman 227. (ies)
#Muhammadiyah
#Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
#Penaruban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar