Halaman

Kamis, 18 Maret 2021

Hadiah Kecil Itu Melipat Dalam Saku

Jumanto (kanan) saat memberikan souvernir kepada Pujianto usai acara pertemuan rutin PAI di kediamannya, Rabu (17/3/2021). (Foto: Imam ES)


Alhamdulillah, dapat hadiah sebuah sovenir dompet kecil dari rekan Jumanto (Kak Jumbo) rekan sesama Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Purbalingga, Jawa Tengah.

Senyum kebahagian Jumanto, mengiringi rekan-rekan seprofesinya saat berpamitan pulang usai acara pertemuan rutin PAI dari dua Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kaligondang dan Pengadegan di rumahnya di Desa Pengadegan, Rabu (17/3/2021).

Sebuah tanda mata berupa dompet kecil berwarna hitam untuk tempat Surat Ijin Mengemudi (SIM) atau Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Kecil memang, karena mudah untuk diselipkan dalam saku atau dompet.

"Buat menyimpan SIM", ucap lelaki berputra dua yang juga dikenal suka melatih mendongeng ini dengan senyum saat memberikan sovenir.

Sepintas, memberikan hadiah berupa sovenir tampak biasa-biasa saja. Namun menurut saya, ada pesan yang mendalam jika melihat akan fungsi dari sovenir itu.

Seperti kita ketahui, SIM adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor.

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009).

Untuk mendapatkan SIM juga bukan barang mudah, karena ada beberapa tahapan tes atau ujian tertulis dan praktik. Dan dibutuhkan beberapa hari untuk mendapatkanya.

Menurut kami secara psikologis, seseorang yang diberi hadiah akan senang dan berbahagia. Oleh karena itu, siapa saja yang diberi hadiah harus berusaha membalasnya.

Aisyah bercerita,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيبُ عَلَيْهَا

“Rasulullah SAW biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.” (HR. Bukhari).

Kemudian aspek sosiologis, memberi hadiah akan menimbulkan rasa cinta di antara sesama, membangun ukhuwah, dan memperteguh hunungan sosial.

Nabi SAW bersabda,

تَهَادُوا تَحَابُّوا

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai," (HR. Bukhari).

Saling memberi hadiah berarti berbuat kebajikan. Allah SWT berfirman.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran," (QS. al-Nahl/16: 90). 

Jadi saat kita memberi hadiah adalah salah satu bukti kita melaksanakan perintah Allah SWT.

Maka, sovenir kecil yang berfungsi untuk tempat surat berharga itu menjadi cukup istimewa dan menjadi kenangan indah.

Dengan memberi hadiah, jalinan silaturahim menjadi semakin erat. Komunikasi sesama rekan seprofesi juga semakin hangat.

Terimakasih Kak Jumbo, hadiahnya sangat bermanfaat. Semoga menjadi amal ibadah. Dan semoga Allah menggantinya dengan pahala dan rezeqi yang bermanfaat dan baarokah, aamiin. (IES)

2 komentar: