Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Di masa kecilku dulu susah untuk nonton televise (TV). Susah karena harus
bermain kucing-kucingan dengan orang tua dan susah karena tidak punya TV sendiri
di rumah.
Dikampungku dulu bisa dihitung dengan jari siapa yang punya TV di rumahnya. Meskipun
televisi itu ukuranya hanya 14 inci dengan dua warna yakni hitam dan putih. Namun
televisi itu sudah sangat berarti karena masih menjadi barang yang sangat
langka.
Seiring waktu berjalan ada sedikit
inovasi untuk layar monitor yakni ditutup dengan plastik yang berornamen
pelangi. Maka jadilah gambar itu seperti pelangi, gambar atasnya merah
tengahnya kuning hijau dan bawahnya biru. Ha..ha….. lucu memang namun itulah
realita di jaman era 80-an.
Dan saya tetap menikmati saja fasilitas dan suasana itu, karena itulah adanya. Terlebih nonton telivisi dijaman itu pasti rame-rame bersama teman atau keluarga disaat-saat program yang disukainya.
Seperti film kartun, Wayang Kulit, Musik, Ketoprak , Dari Desa ke Desa hingga acara Dunia Dalam Berita.
Berbagi cerita soal susahnya nonoton telivisi doeloe, yang seumuran dengan saya pasti mafhum.
Berbeda dengan sebagian saudara kita
yang mungkin lebih beruntung karena di rumahnya ada TV. Enak tinggal pencet
tombol nyala, sekalipun stasiun/channelnya cuma satu, yaitu TVRI.
Momen waktu nonton TV biasanya saya dulu jam 5 sore, soalnya film kartunya
bagus bagus, ada Flash Gordon, Scobydoo, Flinstoon dan lain-lain.
Tapi untuk bisa nonton TV tidak semudah yang kita bayangkan, yakni tinggal
setel atau pencet tombol terus tinggal tonton. Bayangan itu bisa jadi menjadi
kenyataan atau bisa jadi pupus karena yang punya televise tidak di rumah.
Untuk itu, saya bersama teman-teman harus
mencari dulu rumah yang sudah ada TV-nya. Kemudian ada orangnya apa tidak, lagi
ditonton apa tidak, juga pintu rumahnya di buka apa tidak.
Kalau semua tidak ya apes deh dan lebih apes lagi kalo TV yang pakai Accu/aki
"jawa" lagi tekor setromnya, wah kumplit pokoknya di jamin gigit jari
ha……ha…...
Begitulah sekelumit cerita sekedar nonton televise- ditahun 80 an, yang seumuran saya pasti ingat dan tersenyum mengenang kenangan indah itu.
Maka bersyukurlah, saat ini fasilitas multimedia begitu mudah dan sangat terjangkau. Dan mudah-mudahan banyaknya fasilitas ini tidak membuat kita lupa akan bersyukur kepada Yang Maha Kuasa.
Alhamdulillah sangat menarik ceritanya, jadi mengingatkan kembali ke era 80an dulu saya masih SD. Bersyukur sekali menjadi anak yg lahir di tahun 80an dan mengalami pergantian zaman.
BalasHapusAlhamdulillah, lahir dijaman yang sdh banyak alternatif pilihan hiburan
BalasHapus