Kamis, 22 Agustus 2013

Sepotong Cerita Nonton TV Jaman Jadul

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Di masa kecilku dulu susah untuk nonton televise (TV). Susah karena harus bermain kucing-kucingan dengan orang tua dan susah karena tidak punya TV sendiri di rumah.

Dikampungku dulu bisa dihitung dengan jari siapa yang punya TV di rumahnya. Meskipun televisi itu ukuranya hanya 14 inci dengan dua warna yakni hitam dan putih. Namun televisi itu sudah sangat berarti karena masih menjadi barang yang sangat langka.

Seiring waktu berjalan ada sedikit inovasi untuk layar monitor yakni ditutup dengan plastik yang berornamen pelangi. Maka jadilah gambar itu seperti pelangi, gambar atasnya merah tengahnya kuning hijau dan bawahnya biru. Ha..ha….. lucu memang namun itulah realita di jaman era 80-an.

Dan saya tetap menikmati saja fasilitas dan suasana itu, karena itulah adanya. Terlebih nonton  telivisi dijaman itu pasti rame-rame bersama teman atau keluarga disaat-saat program yang disukainya. 

Seperti film kartun, Wayang Kulit, Musik, Ketoprak , Dari Desa ke Desa hingga acara Dunia Dalam Berita.

Berbagi cerita soal susahnya nonoton telivisi doeloe, yang seumuran dengan saya pasti mafhum.

Berbeda dengan sebagian saudara kita yang mungkin lebih beruntung karena di rumahnya ada TV. Enak tinggal pencet tombol nyala, sekalipun stasiun/channelnya cuma satu, yaitu TVRI.

Momen waktu nonton TV biasanya saya dulu jam 5 sore, soalnya film kartunya bagus bagus, ada Flash Gordon, Scobydoo, Flinstoon dan lain-lain.

Tapi untuk bisa nonton TV tidak semudah yang kita bayangkan, yakni tinggal setel atau pencet tombol terus tinggal tonton. Bayangan itu bisa jadi menjadi kenyataan atau bisa jadi pupus karena yang punya televise tidak di rumah.

Untuk itu, saya bersama teman-teman harus mencari dulu rumah yang sudah ada TV-nya. Kemudian ada orangnya apa tidak, lagi ditonton apa tidak, juga pintu rumahnya di buka apa tidak.

Kalau semua tidak ya apes deh dan lebih apes lagi kalo TV yang pakai Accu/aki "jawa" lagi tekor setromnya, wah kumplit pokoknya di jamin gigit jari ha……ha…...

Begitulah sekelumit cerita sekedar nonton televise- ditahun 80 an, yang seumuran saya pasti ingat dan tersenyum mengenang kenangan indah itu.

Maka bersyukurlah, saat ini fasilitas multimedia begitu mudah dan sangat terjangkau. Dan mudah-mudahan banyaknya fasilitas ini tidak membuat kita lupa akan bersyukur kepada Yang Maha Kuasa.

2 komentar:

  1. Alhamdulillah sangat menarik ceritanya, jadi mengingatkan kembali ke era 80an dulu saya masih SD. Bersyukur sekali menjadi anak yg lahir di tahun 80an dan mengalami pergantian zaman.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, lahir dijaman yang sdh banyak alternatif pilihan hiburan

    BalasHapus

Penyuluh Agama Islam KUA Kalimanah Salurkan Bingkisan Lebaran Kepada Mualaf

  PAI Fungsional Yuyu Yuniawati, SAg, saat menyerahkan bingkisan kepada keluarga Mualaf di Desa Klapasawit, Kalimanah, Rabu (27/3/2024) (Fot...