Minggu, 31 Mei 2020

Cerita Warga, Saat Berlebaran di Tengah Pandemi Covid-19


Anak-anak tampak sedang menabuh bedug saat malam Takbiran Idul Fitri di mushala al Haq Desa Penaruban, pada 14 Juni 2018 lalu (Foto: Dok. Imam ES)
lebaran tahun 1441 Hijriyah/2020 berada ditengah-tengah wabah Covid-19. Hal itu membuat suasana dan cara berlebaranya jadi sangat berbeda. Cerita tentang pelaksanaan shalat idul Fitri dan suasana dalam merayakan hari lebaranpun beragam.
 
Karena sebagian besar umat Islam melaksanakan shalat Idul fitri di rumah, tidak saling berjabat tangn atau bersalaman, tidak saling berkunjung dan tentu tidak juga berwisata.

Shalat sunah dengan dua rakaat ini bisa dilaksankana di lapangan terbuka atau di masjid. Dan pelaksanan ibadah tersebut tentu menjadi momen yang sangat berkesan. Karena banyak kebahagian dan keceriaan yang dirasakan oleh umat Islam yang merayakannya.

Selain shalat Idul Fitri, perayaan hari kemenangan juga tertuang dalam beragam tradisi, seperti saling bersalaman untuk saling memaafkan, saling berkunjung/silaturahmi, makan bersama, salam tempel, saling berkirim makanan dan lain-lain.

Dan inilah sebagian cerita yang dirasakan oleh sebagian warga Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga dalam merayakan lebaran di tengah pandemi Covid-19.

Tian; Senyuman Indah yang Tertutup Masker


Tian, seorang mahasiswi dan pengajar TPQ ini menuturkan.

“Shalat idul Fitri kali ini terasa asing, tiada jabat tangan, pelukan hangat orang tua, saudara dan tetangga,” katanya.

Namun, lanjut dia, yang ada hanyalah isak dan tangisan saat takbir berkumandang dan senyuman indah yang tertutup masker. Dan juga jarang orang berkunjung ke rumah.

Ya Allah, aku merindukan suasana indah Idul Fitri. Rindu melihat orang berbondong-bondong menuju lapangan untuk menunaikan shalat Ied ramai-ramai.

“Juga rindu berjabat tangan dengan pelukan hangat dan senyuman indah. Cepatlah berakhir pandemi ini, ya Allah. Aamiin,” harapnya.

Nurlela; Silahturahmi Terpaksa Menggunakan Sarana Telekomunikasi

 
Hal senada juga diungkapkan oleh Nurlela, gadis remaja yang baru selesai tamat MTs dan aktif mengajar di TPQ.

“Ramadhan tahun ini memang kurang mengenakan sekali, sampai-sampai silaturahmi terpaksa menggunakan sarana telekomunikasi,” ucapnya.

Tetapi, lanjut dia, semua tidak akan memutuskan tali persaudaraan. Tidak bersua, tapi tetap bersaudara, tidak berkunjung tapi tetap terhubung, tidak bersalaman tapi tetap saling memaafkan. Dan insyaaallah, semua tidak memutuskan tali silahturahmi.

“Taqoballahu minaa waminkum, selamat hari raya Ied Mubaroq,” katanya.

Riska; Kita Harus Tetap Bersyukur dan Tidak Usah Bersedih


Riska, gadis yang punya hobi menulis cerpen dan aktif mengajar di TPQ juga menceritakan pengalaman berlebaranya dalam suasana pandemi Covid-19.

Menurutnya, untuk sholat ied di hari raya idhul fitri 1441 H ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena tahun ini, banyak orang melaksanakan sholat ied di rumah bersama keluarga.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus Covid 19 yang akhir-akhir ini masih terus melanda negeri kita.

“Sangat mengharukan memang suasana seperti ini, ada senang dan ada sedih. Senang karena kita masih diberi kesempatan untuk menjumpai hari yang fitri ini. Dan sedih karena kita tidak bisa halal bihalal dengan berjabat tangan,” katanya.

Selain itu, suasana lebaran juga sangat berbeda karena tidak bisa menikmati orang yang datang berbondong-bondong pergi ke tanah lapang untuk sholat idul fitri dengan mengenakan baju lebaran yang beraneka model dan motif.

Tetapi walaupun lebaran kali ini sangat berbeda, sambungnya, kita harus tetap bersyukur dan tidak usah bersedih. Anggap saja pengalaman ini, adalah moment langka yang jarang terjadi.

Diahir ceritanya, Riska tetap bersyukur dan berharap lebaran tahun depan sudah kembali normal.

“Dan semoga saja tahun berikutnya kita menjumpai Ramadhan dan Idhul Fitri kembali dengan kondisi yang lebih baik,” harapnya.

Rahma DL; Kita Jadi Belajar Betapa Berharganya Berkumpul Bersama Keluarga


Masih senada dengan cerita di atas, Rahma DL, seorang karyawan swasta di Purbalingga dan pengajar TPQ ini mengajak untuk selalu berfikir positif meskipun berlebaran di tengah-tengah pandemi Covid 19.

Menurutnya, satu bulan lamanya kita berpuasa dan saat hari raya idul fitri sekarang ini terasa sangat berbeda dengan hari raya sebelumnya.

Tangan tak bisa berjabat tangan, Silaturahmi hanya kita lakukan lewat media online dan tidak bisa berkumpul dengan Teman, keluarga dan saudara terdekat.

“Tetapi ada salah satu pelajaran yang kita dapat, ramadhan di tengah pandemi Covid 19 ini. Karena kita jadi belajar betapa berharganya berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat sebelum adanya pandemi ini,” kata gadis yang hobi memasak ini .

Di ahir cerita dan kesan lebaranya, Rahma berharap semoga kita selalu bersikap positif dan bisa mengambil hikmah dibalik pandemi Covid 19.

Apri; Tidak Ada Takbir Keliling Kampung


Sementara itu, Apri, pelajar SMK yang tampak rajin berbusana rapih dan pengajar TPQ ini juga merasakan ada yang hilang karena tidak bisa ikut bersama-sama bertakbiran di mushala dan takbir keliling kampung.

“Shalat idul fitri kali ini sangat berbeda dari salat idul fitri ditahun-tahun sebelumnya. Karena tidak ada takbir keliling dan malam takbiran pun rasanya sepi sekali. Da shalat Ied yang di tunggu-tunggu pun tidak bisa dilakukan bersama-sama,” katanya.

Dan saat mendengar takbir berkumandang, lanjutnya, membuat hati tenang hingga meneteskan air mata mengingat Allah Yang Maha Kuasa.

Dan lebaran tahun 2020 ini, juga tidak ada silaturhami, tidak berjabat tangan bahkan tidak ada kumpulan keluarga. Padahal hari Idul fitri adalah kesempatan untuk bertemu sanak saudara.

“Semua pasti ada hikmahnya. kita hanya perlu memohon kepada-Nya agar ujian ini cepat berlalu. Aamiin,” harapnya. (ies)

#Shalat #Idul Fitri #Lebaran #Covid19

Jumat, 22 Mei 2020

Doa Membayar dan Menerima Zakat Fitrah





Doa Membayar Zakat Fitrah
اللّهُمَّ تَقَبَّل مِنِّي إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ
Artinya:
 Ya Allah, terimalah amal dariku. Sesungguhnya, Engkau Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”
Penerimaan Zakat Fitrah di mushala Al Haq Desa Penaruban, 14 Juni 2018 lalu (Foto: Dok. Imam ES)
Atau membaca;
اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا مَغْنَمًا وَلَا تَجْعَلْهَا مَغْرَمًا
Artinya:
"Ya Allah jadikanlah ia sebagai simpanan yang menguntungkan dan jangan jadikan ia pemberian
yang merugikan".
Penerimaan Zakat Fitrah di mushala An Nuur Desa Penaruban, 14 Juni 2018 lalu (Foto: Dok. Imam ES)
Doa Ketika Menerima Zakat

آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَبَارَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْرًا

"Semoga Allah memberikan pahala kepadamu pada barang yang engkau berikan (zakatkan) dan semoga Allah memberkahimu dalam harta-harta yang masih engkau sisakan dan semoga pula menjadikannya sebagai pembersih (dosa) bagimu."

#Zakat Fitrah
#Doa

Minggu, 17 Mei 2020

12 Ustadz TPQ Nurul Iman Penaruban Kultum di Dunia Maya


Ustadz/ah TPQ Nurul Iman Penaruban foto bersama pad 1 Desember 2019 lalu (Foto/Grafis: Imam ES)
Sebanyak 12 tenaga guru atau ustadz di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Nurul Iman Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah melakukan ceramah singkat atau kultum Ramadhan di internet melalui media blog.

Ceramah singkat melalui media blog yang kemudian di share pada media sosial, seperti instagram, WhatsApp dan Facebook ini berlangsung selama bulan ramadhan. Hal ini dilakukan adanya pandemi wabah virus Covid-19.

Kepala TPQ Nurul Iman Penaruban Imam Edi Siswanto, menceritakan bahwa kegiatan menulis dan menyusun ceramah singkat sudah dimulai sejak tahun 2018 dan 2019. http://penaruban.desa.id/jelang-ramadhan-2019-remaja-masjid-purbalingga-gelar-latihan-menulis-informasi-positif/

Sebelum ada wabah virus Covid-19 ceramah tersebut berlangsung secara bergilir di hadapan jemaah shalat tarawih di mushala al Haq Desa Penaruban. http://www.bralink.id/10-pelajar-putri-belajar-jadi-pendakwah-ramadhan-di-penaruban/

Menurut Imam, TPQ berusaha untuk membudayakan menulis bagi para ustadznya. Selain karena status mereka adalah pelajar dan mahasiswa, maka tentu menulis bukan hal yang sulit.

Namun, Imam melanjutkan, menulis yang baik, positif dan bermanfaat seperti informasi kegiatan, cerita pendek/cerpen, artikel, kultum dan lain-lain perlu belajar, pembiasaan dan semangat tinggi.

Untuk itu, TPQ secara mandiri telah mengadakan pelatihan menulis bagi para ustadz dan sudah dilaksanakan dua kali.

Berikut nama-nama ustadz dan hasil tulisanya selama bulan April - Mei 2020.
  1. Imam Edi Siswanto

  1. Nurlela
a.      Yuk! Berpuasa Ramadhan dan Tinggalkan 10 Dosa Ini
b.      Dua Cara Bangun Lebih Awal di Bulan Ramadhan
c.       Cerpen; Asyiknya Berwisata di Telaga Menjer dan Kebun Teh Tambi
d.      Usir Kejenuhan Saya Lakukan Beragam Kegiatan
e.      Kenapa Kita Wajib Tolong Menolong
f.        Cerpen; Libur Panjang di Hari Jadiku

  1. Riska Nur Azizah
a.      Cerpen; Nenek Tua dan Batu Permata
b.      Memiliki Sifat Sabar, Ternyata Ini Manfaatnya

  1. Rahma Dwi Lestari
a.      Di Rumah Saja, Ustadzah TPQ Ini Makin Rajin Memasak
b.      Ini Tiga Manfaat Sedekah

  1. Suci Tia Ramadhani
a.      Biar Tidak Bosan di Rumah, Aku Isi Kegiatan yang Positif
b.      Yuk! Raih Ramadhan dengan Membaca Al Quran

  1. Vistianingsih
a.      Cerpen; Ramadhan yang Penuh Rindu Celoteh Santri

  1. Via Agustina
a.      Sepenggal Cerita Keseharianku di Ujung Pagi Hingga Petang

  1. Aulia Istiqayana
a.      Mau Bayar Zakat Fitrah? Begini Caranya

  1. Apri Maulina
a.      Inilah Keistimewaan Bulan Ramadhan

  1. Dimas Prasetyo
a.      Bukti Keberhasilan Dakwah dengan Nasihat dan Keteladanan

  1. Tri Ani Nuraini
a.      Tiga Keutamaan Sepuluh Hari Terahir di Bulan Ramadhan

  1. Nur Rahmah

Untuk bisa membaca hasil tulisan mereka, anda bisa membuka ediripin.blogspot.com pada kanal Kiriman Pembaca di link berikut https://ediripin.blogspot.com/search/label/Kiriman%20Pembaca

Demikian dan terimakasih, semoga adik-adik kita terus memiliki semangat dalam berdakwah. Termasuk berdakwah dengan menulis dan berdakwah di dunia maya.

Dan semoga Allah SWT selalu memberi jalan kemudahan dan membimbing kita dalam berdakwah, aamiin.(*)

Penyuluh Agama Islam KUA Kalimanah Salurkan Bingkisan Lebaran Kepada Mualaf

  PAI Fungsional Yuyu Yuniawati, SAg, saat menyerahkan bingkisan kepada keluarga Mualaf di Desa Klapasawit, Kalimanah, Rabu (27/3/2024) (Fot...