Selasa, 04 Februari 2020

Indahnya Berbagi Ilmu di TPQ Bersama Para Remaja (opini)

Dua belas ustadz TPQ Nurul Iman Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah foto bersama. (Foto: Imam ES)

Setiap hari Senin hingga Kamis, kami selalu berusaha mengajar di TPQ (Taman Pendidikan al Quran) Nurul Iman Penaruban. Sebuah lembaga non formal yang berdiri sejak 1990 di Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Mengajar memang mengasyikan dan menyenangkan, karena bisa untuk mengasah kemampuan diri menjadi seorang guru. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat menambah ilmu dan pengalaman.

Waktu pelajaran di TPQ hanya satu jam, mulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Dengan mata pelajaran pokok membaca Iqro dan al Quran. Materi lainya, yakni Aqidah, Akhlaq, Ibadah, Tajwid, Tahsin, hafalan doa harian dan BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi/Menggambar).

Bagi para remaja, mengajar di TPQ merupakan tantangan tersendiri. Banyaknya santri dengan beragam karakter dan perilaku, memerlukan perhatian dan kemampuan yang cukup untuk menjadi seorang pendidik.

Disinilah, kemampuan seorang guru atau ustadz diuji kemampuannya.  Ketidak siapan mental ataupun keilmuan menjadi salah satu kendala terberat dalam dirinya. Tantangan dari luar juga tidak kalah beratnya, karena mereka masih remaja.

Tidak heran jika sebagian menyangsikan kemampuan para remaja itu. Namun sebagian juga percaya dan mendukung semangat para remaja dan langkah-langkah yang ditempuh oleh TPQ dalam usaha meningkatkan kemampuan para tenaga pengajarnya itu. Salah satunya dengan mengikuti diklat, seperti dalam laman ini http://www.bralink.id/peserta-pembinaan-dan-pelatihan-ustadz-tpq-di-kaligondang-membludak/

Ini adalah salah satu sisi keindahan lain dalam berdakwah di TPQ. Pembekalan mental, akhlaq dan keilmuan untuk para remaja adalah bak mengukir prasasti batu. Kesabaran, ketekunan, bimbingan dan berlapang dada adalah menu keseharian yang harus di laluinya.

Sementara dunia remaja dengan segala aktifitas dan budaya di era milenium juga merupakan tantangan yang tidak mudah. Dari dua hal itulah, perpaduan dua kemampuan diri sebagai remaja dan pengajar TPQ harus ditanamkan. Sebagai bentuk tanggung jawab membina dua generasi, remaja dan anak-anak.


Dengan berserah diri kepada Allah SWT, pembinaan bagi ustadz atau guru sangat diperlukan. Selain pengetahuan dan pengalaman dengan membiasakan mengajar, pelatihan serta keterampilan perlu dibekali. Pengajian dan Pembinaan pada setiap Sabtu sore di mushala al Haq Desa Penaruban adalah salah satu media menjawab tantangan tersebut.

Semangat berdakwah dan berbagi ilmu, dua belas ustadz TPQ Nurul Iman bertekad mengabdi untuk pendidikan anak-anak tunas bangsa. Akhlaq keseharian, tentu menjadi prioritas. Sebab guru adalah sebagai teladan dalam membimbing, mengarahkan, membina dan mendidik santri-santrinya. 

Sebagian Ustadz TPQ Nurul Iman Penaruban, sedang mengajar di kelas Iqro (Foto: Imam ES)
Dua sisi ladang dakwah yang tidak mudah memang. Sebab satu sisi dakwah kepada generasi remaja atau pemuda sebagai tenaga pendidik. Disisi lain mendidik pula kepada anak-anak sebagai santri.

Dua tanggung jawab tersebut menjadi indah karena saling terkait dan saling mempengaruhi jalan dan suksesnya proses KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) di TPQ Nurul Iman Penaruban.

Dan indahnya kebersamaan itu tak semua bisa dituangkan dalam tulisan singkat ini, yang terpenting harapan agar tetap istiqomah, sabar dan ikhlas menjalaninya kita serahkan kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-NYA kepada kita, aamiin. (ies)

#TPQ
#Taman Pendidikan Alquran
#Santri
#Ustadz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyuluh Agama Islam KUA Kalimanah Salurkan Bingkisan Lebaran Kepada Mualaf

  PAI Fungsional Yuyu Yuniawati, SAg, saat menyerahkan bingkisan kepada keluarga Mualaf di Desa Klapasawit, Kalimanah, Rabu (27/3/2024) (Fot...