Karya Riska Nur Azizah
Pada
suatu hari , hiduplah seorang nenek tua . Nenek tua itu tinggal sebatang kara di
sebuah gubuk kecil yang letaknya
di pinggir sungai. Kehidupan nenek itu juga serba
kekurangan.
Setiap
hari , nenek itu pergi mencari kayu bakar di hutan. Kayu itu biasa ia gunakan
untuk memasak , bahkan sering juga ia jual ke desa-desa.
Mengingat,
bahwa kehidupan di desa masih belum modern. Hanya beberapa warga yang
menggunakan kompor minyak. Yang lain masih menggunakan kayu bakar untuk memasak
maupun untuk kegiatan yang lain.
Suatu
hari, saat nenek itu sedang dalam perjalanan ke hutan untuk mencari kayu bakar
, tiba-tiba nenek itu mendengar suara seseorang yang sedang berteriak meminta
bantuan. Orang itu berteriak “Tolong-tolong”
beberapa kali.
Nenek
itu lalu pergi menghampiri tempat dimana suara berasal . Namun, tak kunjung
ditemukan. Semakin lama, suara itu mulai menghilang. Nenek itu bingung harus
melakukan apa. Ia juga baru sadar bahwa ia sekarang berada di
hutan terlarang.
“Dimana
aku ini? Sepertinya tadi ada yang meminta tolong. Tapi kok
ndak ada suaranya.” Karena nenek itu merasa lelah juga takut, akhirnya nenek
itu pergi mencari jalan keluar.
Tapi
tak kunjung berhasil. Di perjalanan, ia menemukan sebuah batu permata. Batu
permata itu berwarna merah menyala. Ia ragu, mau mengambilnya atau tidak, karena
ia takut akan terjadi sesuatu pada dirinya jika ia mengambil barang yang bukan miliknya.
Kemudian nenek itu mengambil batu permata lalu melihat dengan seksama. Hari juga semakin gelap, nenek itu
semakin merasa ketakutan. “Ini sudah semakin gelap saja. Gimana pulangnya atuh.
Batu ini juga ndak tau punya siapa.”
Tiba-tiba
, batu permata itu menyala seperti memunculkan cahaya. Ia
terkagum melihat batu permata itu menyala.
Namun,
tanpa berfikir panjang, nenek itu memutuskan untuk membawa batu permata ke gubuk. Batu permata itu juga cukup membantunya menemukan jalan . Sampai sekarang nenek itu
bisa pulang.
Menurut
sang nenek, mungkin batu permata itu milik orang yang tadi meminta tolong.
Mungkin batu permata itu tak
sengaja jatuh. Mungkin juga orang itu adalah seorang pemburu
yang sedang memburu binatang di hutan. Dan meminta tolong karena ada binatang
buas.
“Sudahlah,
anggap saja ini rejeki”. Nenek itu bersyukur bisa menemukan batu permata yang sangat indah. Yang juga membantu dirinya untuk bisa
kembali ke gubuk.
Kini
batu permata itu bisa membantu nenek dalam kehidupan sehari – hari. Seperti
menerangi gubuk nya yang tidak ada lampu, karena untuk membeli lampu minyak juga
ia tak mampu.(*)
*)Penulis adalah Ustadzah TPQ Nurul
Iman Penaruban
keren:)
BalasHapus