Riska Nur Azizah, Ustadzah TPQ Nurul Iman Penaruban (Grafis: Imam ES) |
Kultum Ramadhan Ustadz TPQ;
Memiliki Sifat Sabar,
Ternyata Ini Manfaatnya
Oleh Riska Nur Azizah
Ustadzah TPQ Nurul Iman Penaruban,
Kaligondang, Purbalingga
Assalamualaikum Warrahmatullahi
Wabarrakatuh,
Perkenalkan Nama Saya Riska Nur Azizah, Ustadzah TPQ Nurul Iman
Penaruban. Saya akan menyampaikan sebuah kultum singkat tentang Sabar, yang
kami susun dari berbagai sumber.
Sebelumnya, mari kita ucapkan rasa
syukur kita kepada Allah Swt. Sehingga sampai hari ini kita masih diberi
kesehatan yang cukup. Tak lupa sholawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw, yang kita tunggu syafaatnya di hari
akhir kelak.
Kaum muslimin rahimakaumullah, apa
sebenarnya sabar itu?
Dalam pengertian sederhana, sabar adalah suatu sikap menahan emosi
dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh.
Allah SWT berfirman dalam surat
Al-Baqarah ayat 153 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا
اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang
beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh,
Allah beserta orang-orang yang sabar."
Memang tidak mudah untuk sabar, dan tentunya
untuk mencapai tingkatan itu tidaklah mudah dan berat.
Mengapa berat? Karena sebagaimana
artinya sendiri, dalam bersabar kita harus mampu menahan diri dan bertahan dari
hal-hal yang menggoda kita, dari hal-hal yang tampaknya menyenangkan dan
memberikan kenikmatan.
Riska Nur Azizah saat mengisi kultum Ramadhan 1439 H di mushala al Haq pada 30 Mei 2018 lalu (Foto: Dok. Imam ES) |
Kaum muslimin rahimakaumullah.
Setidaknya ada 3 jenis kesabaran yang
harus kita asah, apabila kita merujuk dari kisah Nabi Yusuf dalam Al-Quran, yaitu.
1. Sabar menahan amarah.
Bentuk kesabaran yang pertama adalah sabar dalam
menahan amarah. Saat Nabi Ya’qub (Ayah Nabi Yusuf) menerima kabar bahwa Nabi
Yusuf dimakan oleh serigala, yang ia katakan adalah “fashabrun jamiil”. Hal ini
terekam dalam Surat Yusuf ayat 18.
Kesabaran menahan amarah juga ditunjukkan oleh Nabi
Yusuf. Di penghujung kisah Nabi Yusuf, saat Nabi Yusuf telah menjadi orang
besar dan para saudaranya yang dahulu kini meminta maaf padanya, beliau tidak
memarahi ataupun mencaci maki. Beliau bahkan mendoakan dan menghibur
saudara-saudaranya tersebut.
2. Sabar melawan godaan nafsu.
Kita harus sabar melawan godaan hawa nafsu. Ketika
Nabi Yusuf beranjak dewasa, ia sempat digoda oleh seorang wanita untuk
melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Bagaimana sikap beliau? Beliau
berlindung kepada Allah dan berlari menjauhi godaan itu.
3. Sabar menghadapi cobaan.
Dalam Surat Yusuf 47-49 Allah mengisahkan
bagaimana Nabi Yusuf menta’wilkan mimpi sang Raja bermimpi melihat tujuh ekor
sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh
tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering.
“Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh
tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah
kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah
itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang
kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit
gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi
hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”
(QS Yusuf 47-49)
Kaum muslimin rahimakaumullah.
Adapun manfaat sabar menurut Islam, yaitu.
1. Sabar sangat dicintai Allah.
2. Sabar merupakan ladang pahala tanpa
batas.
3. Sabar membuahkan kebahagiaan hidup.
4. Sabar merupakan penopang keimanan.
5. Sabar dapat mencegah fitnah.
6. Sabar adalah akhlak para Rasul.
Nah, oleh karena itu, bulan Ramadhan di
masa pandemi Covid 19 saya berharap kita semua dapat bersabar. Bersabar
untuk menahan lapar dan dahaga, menahan hawa nafsu serta dapat bersabar dalam segala
ujian yang Allah berikan.
Dan di bulan Ramadhan 1441 H ini, kita
semua melakukan ibadah di rumah tidak lagi di masjid seperti biasanya. Semoga
walaupun dikerjakan di rumah, kualitas dan semangat ibadah kita tidak luntur.
Dan percayalah, segala sesuatunya sudah
di rencanakan oleh Allah Swt. Dan di balik rencanaNya insyaallah akan ada hal
terindah yang Allah berikan.
Demikianlah, kultum singkat yang saya
sampaikan, terimakasih atas perhatiannya, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Wallahu A’lam Bisshowab (hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang
sesungguhnya).
Wassalamualaikum Warrahmatullahi
Wabarrakatuh.
*)Penyusun adalah Ustadzah TPQ Nurul
Iman Penaruban, Kaligondang, Purbalingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar