Selasa, 28 April 2020

Di Rumah Saja, Usir Kejenuhan Saya Lakukan Beragam Kagiatan


 
Nurlela pelajar kelas 9 MTs Ushriyyah Purbalingga, Asisten Ustadzah TPQ Nurul Iman Penaruban (Grafis: Imam ES)
Kiriman Pembaca: 
Di Rumah Saja, Usir Kejenuhan Saya Lakukan Beragam Kagiatan

Assalamu’alaikum, pembaca yang budiman kali ini saya sedikit mau bercerita tentang aktifitasku selama libur sekolah dikarenakan adanya pandemi Covid-19.

Memang sih, secara umum tidak ada yang berbeda dengan kegiatan waktu liburan sekolah pada umumnya. Bedanya kali ini adalah karena liburan berada ditengah-tengah suasana merebahnya wabah virus Covid-19.

Dan lamanya libur sekolah dengan diganti belajar di rumah, tentu banyak suka dan tidaknya. Seperti bosan menghadapi kegiatan yang itu-itu saja. Maksudnya kegiatanya monoton sehingga timbul kejenuhan.

Baik, saya ceritakan saja bahwa sebelum tanggal 16 April 2020 saya dengan kawan-kawan bersama guru-guru MTs Ushriyyah Purbalinga mempersiapkan ujian. Yaitu untuk ujian yang rencanaya akan dilaksanakan pada 6-5 April 2020.

Tetapi kita tidak mengira akan adanya wabah virus Covid-19. Dan diberita-berita sudah mulai ramai diberitakan adanya wabah virus Covid-19 yang masuk di Indonesia, sehingga sekolah diliburkan panjang sampai berhentinya wabah Virus Covid-19 tersebut.

Dengan demikian, ujian sekolah tetap dilaksanakan namun dengan cara Ujian Online dengan menggunakan handphone (red: smartphone/telepon pintar).

Singkat cerita, Alhamdullilah ujian online sudah berlalu dan berjalan dengan lancar serta tidak ada halangan apapun.

Selanjutnya karena sudah selesai ujian tentu libur panjang, seperti pada tahun-tahun sebelumnya yaitu libur tahun pelajaran baru. Terlebih tahun 2020 ini, adalah tahun kelulusanku dari MTs yang kemudian insyaallah akan melanjutkan ke SMK.

Namun dengan suasana seperti ini, dimana kita semua harus bekerja, belajar dan beribadah di rumah saja tentu menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.

Rasa rindu ingin bertemu kawan-kawan, sahabat, bapak dan ibu guru untuk sementara harus dipendam. Termasuk juga kangen untuk belajar bersama lagi di kelas bersama teman-teman dengan guru-guru di sekolah.

Maka untuk mengusir kejenuhan saya melakukan beberapa kegiatan, mulai dari aktifitas merapikan rumah dan dapur hingga menulis cerita pendek, puisi atau bahan kultum.

Selain itu juga melakukan kegiatan membaca buku dan melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara online untuk TPQ.

Merapikan ruang kamar tidur dan menata kembali perabotan kamar juga mengasyikan. Selain menambah suasana baru, juga bisa dilakukan sebagai ajang kreatifitas dan olah raga.

Sementara kegiatan untuk cuci-mencuci seperti baju, sepatu tas sekolah otomatis dikerjakan. Untuk cucian lainya setiap hari dilakukan juga sekaligus untuk berolah raga. Kebetulan saya mencuci bajunya masih manual loh, alias tidak pakai mesin cuci.

Di dapur selain mencuci piring, gelas dan lain-lain. Belajar memasak sambil membantu ibu juga cukup mengasyikan loh. Untuk itu, setiap hari saya jadi ikut memasak di dapur bersama keluarga.

Oh ya teman-teman, selain kegiatan di atas saya juga melakukan rencana harian. Maksudnya kegiatan untuk esok hari saya rencanakan dan disusun. Hal itu dimaksudkan agar kita selalu tidak merasa jenuh dan bosan namun tetap akltif dan punya kegiatan.

Baik, selamat beraktifitas dan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Semoga kita meraih rahmat, barokah dan maghfiroh dari Allah SWT. Aamiin.

Dan marilah kita berdoa Kepada Allah SWT. untuk meminta perlindungan agar terhindar dari wabah virus Covid-19. Dan semoga wabah virus Covid-19 ini cepat berahir. Aamiin. (*)

*)Penulis adalah pelajar Kelas 9 MTs Ushriyyah Purbalingga, Asisten Ustadzah TPQ Nurul Iman Penaruban

Senin, 27 April 2020

Kiriman Pembaca; Dua Cara Bangun Lebih Awal di Bulan Ramadhan


Nurlela, Pelajar Kelas 9 MTs Ushriyyah Purbalingga, Asisten Ustadz TPQ Nurul Iman Penaruban (Grafis: Imam ES)

Dua Cara Bangun Lebih Awal di Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum teman-teman, puasa Ramadhan telah tiba. Dan tentunya bangun tidur kita jadi lebih awal. Untuk itu, saya mau sedikit berbagi tips agar bangun tidur kita lebih awal saat sahur.

Langsung saja, mula-mula kita niati dulu sejak semalam (maksudnya sebelum kita tidur). Agar kita bangun untuk makan sahur bisa lebih banyak waktu dan lebih santai sekitar pukul 03.00 WIB.

Bukan malah bangun dekat dengan shalat subuh, apa lagi sampai kesiangan bangun tidurnya. Wah bisa ngga makan sahur dong....he..he..

Kedua, jangan terlalu malam saat makan sahur atau terlalu awal, seprti pukul 12.00 atau pukul 01.00 WIB. Masalah ini sering ditemukan, sehingga tidak shalat subuh dikarenakan makan sahurnya terlalu malam.

Ini bisa menyebabkan meninggalkan shalat subuh. Sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa meninggalkan sholat adalah dosa besar. https://ediripin.blogspot.com/2020/04/kiriman-pembaca-yuk-berpuasa-ramadhan.html
 
Itu saja, dua cara yang menurutku bisa kita coba agar bangun kita lebih awal untuk makan sahur.

Selain itu, kalau sedang berpuasa, kita tidak boleh kebanyakan tidur. Menurutku saat berpuasa itu justru harus banyak melakukan ibadah dan menuntut ilmu tentang agama.

Termasuk saat waktu shalat dzuhur tiba, kita juga tidak boleh meninggalkan dengan sengaja untuk tidur.

Intinya kita tidak diperbolehkan meninggalkan perintah Allah SWT. Selama bulan Ramadhan ataupun hari-hari seperti biasa. (*)

*)Penulis adalah pelajar kelas 9 MTs Ushriyyah Purbalingga, Asisten Ustadz TPQ Nurul Iman Penaruban

Kiriman Pembaca; Di Rumah Saja, Ustadzah TPQ Ini Makin Rajin Memasak, Baso Aci Salah Satunya


Rahma Dwi Lestari, Ustadzah TPQ Nurul Iman (Grafis: Imam ES)

Di Rumah Saja, Ustadzah TPQ Ini Makin Rajin Memasak, Baso Aci Salah Satunya

Banyaknya waktu di rumah bersama keluarga karena situasi tanggap darurat pandemi Covid-19, maka waktu di rumah saya isi dengan memasak. Termasuk membuat masakan yang baru saya coba yaitu Baso Aci.

Memasak adalah salah satu cara saya untuk menyenangkan diri. Karena memasak membutuhkan kreatifitas, imajinasi dan cita rasa agar masakan apapun akan menjadi hidangan atau sajian yang enak, nikmat, lezat, bergizi serta menarik atau indah dipandang.

Ya, walaupun masakan saya tidak seenak masakan di restoran. Terkadang masih kurang rasa atau lebih terasa asin karena kebanyakan garam. Namun saya suka memasak, karena menurutku memasak sendiri itu lebih murah, sekaligus untuk mengasah keterampilan dan pengalaman.

Selain memasak buatan sendiri, saya juga tetap di dampingi ibu yang membantu membimbing saya ketika belajar memasak.

Adapun masakan yang sering saya coba, seperti memasak nasi goreng, telur, sayur sayuran, dan makanan instan lainnya.

Alhamdulillah, baru-baru ini saya mencoba memasak masakan yang berbeda. Yaitu Baso Aci yang terbuat dari bahan tepung sagu. Dan saya mencoba membuatnya, karena saya menyukai rasa pedas.


Baso Aci dengan tekstur kenyal dari tepung sagu ini berasal dari Kota Garut. Dan yang membuat makanan ini enak saat dimakan adalah saat masih panas sembari ditemani sambal pastinya .

Dan cara membuat Baso Aci sangat mudah, siapkan bahan-bahanya seperti.
1.    8 sdm tepung terigu,
2.    4 sdm tepung sagu,
3.    bumbu penyedap,
4.    tahu,
5.    garam,
6.    bawang putih halus,
7.    air secukupnya,
8.    pilus,
9.    saos dan bubuk cabe.

Kemudian,
1. Siapkan teflon dan kita masukan tepung sagu, bumbu penyedap, Bawang putih halus, garam dan tambahkan sedikit air aduk sampai mengental.
2. Jika sudah kita tuangkan ke dalam tepung terigu dan uleni .
3. Bentuk bulat bulat adonannya dan masukan adonan ke dalam tahu setelah itu direbus  lalu dikukus.
4. Dan untuk kuahnya siapkan air direbus masukan garam, saos dan bubuk cabe aduk hingga matang.

Ok, selamat memasak untuk berbuka puasa.

Oh ya, sebelumnya dalam memasak saya pernah gagal. Namun dari situ saya jadi belajar untuk bisa, seperti apa saja yang membuat masakan itu jadi enak atau kurang enak.

Jadi teman-teman selagi kita mau berusaha untuk mewujudkan apa yang kita mau. Jangan mudah menyerah ya. Dan Tetap Berusaha.!!

*)Penulis Rahma Dwi Lestari adalah Ustadzah TPQ Nurul Iman Penaruban

Minggu, 26 April 2020

Kiriman Pembaca; (Cerpen) Nenek Tua Dan Batu Permata


 
Ilustrasi gambar nenek menemukan permata di tengah hutan (Grafis: Imam ES)
Cerpen: Nenek Tua Dan Batu Permata
             Karya Riska Nur Azizah

Pada suatu hari , hiduplah seorang nenek tua . Nenek tua itu tinggal sebatang kara di sebuah gubuk kecil yang letaknya di pinggir sungai. Kehidupan nenek itu juga serba kekurangan.

Setiap hari , nenek itu pergi mencari kayu bakar di hutan. Kayu itu biasa ia gunakan untuk memasak , bahkan sering juga ia jual ke desa-desa.

Mengingat, bahwa kehidupan di desa masih belum modern. Hanya beberapa warga yang menggunakan kompor minyak. Yang lain masih menggunakan kayu bakar untuk memasak maupun untuk kegiatan yang lain.


Suatu hari, saat nenek itu sedang dalam perjalanan ke hutan untuk mencari kayu bakar , tiba-tiba nenek itu mendengar suara seseorang yang sedang berteriak meminta bantuan. Orang itu berteriak “Tolong-tolong” beberapa kali.
 
Riska Nur Azizah (Grafis: Imam ES)
Nenek itu lalu pergi menghampiri tempat dimana suara berasal . Namun, tak kunjung ditemukan. Semakin lama, suara itu mulai menghilang. Nenek itu bingung harus melakukan apa. Ia juga baru sadar bahwa ia sekarang berada di hutan terlarang.

“Dimana aku ini? Sepertinya tadi ada yang meminta tolong. Tapi kok ndak ada suaranya.” Karena nenek itu merasa lelah juga takut, akhirnya nenek itu pergi mencari jalan keluar.

Tapi tak kunjung berhasil. Di perjalanan, ia menemukan sebuah batu permata. Batu permata itu berwarna merah menyala. Ia ragu, mau mengambilnya atau tidak, karena ia takut akan terjadi sesuatu pada dirinya jika ia mengambil barang yang bukan miliknya.


Kemudian nenek itu mengambil batu permata lalu melihat dengan seksama. Hari juga semakin gelap, nenek itu semakin merasa ketakutan. “Ini sudah semakin gelap saja. Gimana pulangnya atuh. Batu ini juga ndak tau punya siapa.”

Tiba-tiba , batu permata itu menyala seperti memunculkan cahaya. Ia terkagum melihat batu permata itu menyala.

Namun, tanpa berfikir panjang, nenek itu memutuskan untuk membawa batu permata ke gubuk. Batu permata itu juga cukup membantunya menemukan jalan . Sampai sekarang nenek itu bisa pulang.

Menurut sang nenek, mungkin batu permata itu milik orang yang tadi meminta tolong. Mungkin batu permata itu tak sengaja jatuh. Mungkin juga orang itu adalah seorang pemburu yang sedang memburu binatang di hutan. Dan meminta tolong karena ada binatang buas.

“Sudahlah, anggap saja ini rejeki”. Nenek itu bersyukur bisa menemukan batu permata yang sangat indah. Yang juga membantu dirinya untuk bisa kembali ke gubuk.

Kini batu permata itu bisa membantu nenek dalam kehidupan sehari – hari. Seperti menerangi gubuk nya yang tidak ada lampu, karena untuk membeli lampu minyak juga ia tak mampu.(*)

*)Penulis adalah Ustadzah TPQ Nurul Iman Penaruban

Berita adalah Fakta

  Supriyono Purbalingga PAI KUA Kalimanah saat sedang mengambil gambar salah satu pelayanan oleh PAI Bidang Wakaf di KUA Kalimanah Purbaling...